VISI
Terwujudnya masyarakat Desa Cucukan yang aman, rukun, damai, sejahtera lahir dan batin yang di dukung oleh semua elemen masyarakat dan swadaya masyarakat.
MISI
- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Cucukan agar kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi.
- Mengupayakan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Desa Cucukan yang bertumpu pada IPTEK dan IMTAQ (Ilmu Pengetahuan Teknologi serta beriman dan taqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa).
- Mengupayakan terciptanya pangsa kerja dan peningkatan ekonomi rakyat.
- Meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat Desa Cucukan.
- Melestarikan adat istiadat dan budaya asli desa.
- Meningkatkan produksi pertanian.
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa
Berdasarkan penuturan para pini sepuh yang sekarang masih hidup, Desa Cucukan adalah gabungan dari 2(dua) Kelurahan yaitu Kelurahan Cucukan dan Kelurahan Klumprit. Adapun Kelurahan Cucukan, Lurah Pertama adalah angkatan dari ONDER DISTRIK Prambanan, kemudian diganti angkatan ONDERNEMING yaitu Bpk MANGUN PAIRO yang bekas pekarangannya sekarang menjadi milik Bpk H. Margono dan Bpk Darmo Pairo Dk. Saren. Bpk MANGUN PAIRO menjabat hanya seumur jagung atau tidak lama kemudian diganti oleh Bpk PAIRO SENJOYO yang diangkat oleh ASISTEN WEDANA. Sedangkan Lurah Klumprit adalah Bpk KARIYO SENTONO angkatan dari BELANDA/ ONDERNEMING, karena jasanya beliau diberi pangkat DEMANG.
Adapun struktur pemerintahan Kelurahan pada saat itu adalah:
- Lurah.
- Kamituwa.
- Carik Desa.
- Ulu-ulu.
- Modin.
- Jagabaya (Kebayan I).
- Jagabaya (Kebayan II).
- Bekel (Beberapa orang).
Pada Tahun 1927 Pemerintah Hindia Belanda dan Kesunanan Surakarta mengadakan perubahan yang luar biasa yang populer dengan sebutan ONEGNAN, yang maksud dan intinya adalah Rekontruksi pemukiman yang tujuannya guna menanggulangi wabah penyakit, terutama: Malaria, Pes, dan penyakit perut. Dan juga untuk pola tata ruang infrastruktur Dhukuh antara lain:
- Pembuatan Jalan Desa dan Jalan Kampung.
- Pembagian Pekarangan dengan batas yang jelas.
- Penggantian atap rumah dari ATEP ke GENTENG.
- Penggantian Tiang bambu dengan Kayu.
- Pembuatan Blumbang di setiap pekarangan untuk patusan.
- Pembuatan WC di setiap pekarangan.
Setelah Reformasi dan Rekontruksi selesai, disebut jaman KOMPLET, pada saat itulah kemudian ada penggabungan dari dua Kelurahan menjadi satu Kelurahan. Kelurahan Cucukan dengan Struktur Pemerintahan sebagai berikut:
- Lurah : Pairo Senjoyo, Gupolo.
- Carik : Harjo Sarono, Gupolo.
- Ulu-ulu : Karto Wiryo, Gupolo.
- Modin : Amat Rawi, Gupolo.
- Kebayan I : Kariya Senjaya, Gupolo.
- Kebayan II : Setro Sanjoyo, Matangan.
- Kebayan III : Harjo Pairo, Cucukan.
- Kebayan IV : Cokro Diryo, Butuh.
Adapun Pamong Desa lainnya seperti Bekel diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun berupa sebidang tanah yang disebut PITUAS seumur hidup kecuali dua orang pamong desa dipindahkan ke Kelurahan Sanggrahan yaitu:
- Wiro Diharjo, (Carik Desa).
- Kasan Munawar, (Modin).
Dengan hapusnya Kamituwa, maka setiap Kelurahan dibentuk PREPAT yang bertugas sebagai Badan Pertimbangan. Pada saat itu Kekuasaan tertinggi adalah Keputusan KULI SEWU yaitu Forum Musyawarah yang dihadiri Rakyat sekelurahan berdasarkan Kepala Keluarga dengan istilah TILIK DESA. Sebelum Tilik Desa, segala sesuatunya dirembug dan dimusyawarahkan dulu dengan PREPAT.
Pergantian Pamong Desa dan Lembaga Desa pada zaman penjajahan Jepang dan selanjutnya PREPAT sudah tidak difungsikan lagi. Di setiap Dhukuh dibentuk KUMINCO yang sederajat dengan Ketua RT sekarang. Setiap Desa dibentuk KAIBODAN yang membantu Pemerintahan Desa di bidang keamanan.
Pergantian Kepala Desa / Lurah mulai dipilih oleh rakyat pada tahun 1950. Lurah PAIRO SENJOYO mengundurkan diri, kemudian diadakan pendaftaran, dari beberapa pelamar yang dinyatakan memenuhi syarat ada dua orang yaitu:
- Bpk. Suwaji Dharsosuwarno.
- Bpk. Lulut Cipto Sunarno.
Adapun hasil pemilihan dimenangkan oleh Bpk. SUWAJI DHARSOSUWARNO yang menjabat sampai pada tahun 1988. Cucukan berdiri menjadi pemerintahan desa dengan Kepala desa yang tercatat dan menjabat di Desa Cucukan sebagai berikut:
- Kepala Desa I : PAIRO SENJOYO Tahun 1928 s/d 1950.
- Kepala Desa II : DHARSO SUWARNO Tahun 1951 s/d 1988.
- Kepala Desa III : SUMARDIYANA Tahun 1989 s/d 2006.
- Kepala Desa IV : HERU PRAMANA Tahun 2007 s/d 2013.
- Kepala Desa V : HERU PRAMANA Tahun 2014 s/d 2019.
Nama Desa Cucukan konon menurut cerita para sesepuh desa berasal dari kata CUCUK yang diberi akhiran “an”, yang berarti tempat cucuk. Sedangkan kata CUCUK berarti PEMUKA, contoh kata Cucuking lampah, Cucuking Ayuda. Namun CUCUK dalam hal ini adalah sebutan Pejabat penarik pajak dari Kerajaan.
Kondisi Geografis Desa
Desa Cucukan merupakan salah satu desa di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di Kabupaten Klaten, Kecamatan Prambanan dengan batas desa sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Desa Sanggrahan, Prambanan, Klaten.
- Sebelah Timur : Desa Muruh, Gantiwarno, Klaten.
- Sebelah Selatan : Desa Sengon, Prambanan, Klaten.
- Sebelah Barat : Desa Kotesan, Prambanan, Klaten.
Secara geografis terletak pada ketinggian tanah 132 M dpl, Banyaknya curah hujan 384 mm/th, dataran rendah dan suhu udara rata-rata 31°C. Keadaan tanahnya cukup subur karena dialiri oleh 2 (dua) aliran sungai besar yaitu Sungai Dengkeng dan Sungai Deleran. Dan ada pula sadapan air dari kali Kadisaran yang berada diambil dari bumi Budo. Sebelum tahun 1960, Desa Cucukan mempunyai sumber air yang cukup besar yaitu Bak air (penampungan air) yang terletak di sebelah utara Dk. Matangan yang mampu mengairi kebun tembakau dan tebu di 5 wilayah desa sekitar yaitu: Ds. Cucukan sendiri, Ds. Sengon, Ds. Kotesan, Ds. Kathekan, dan Ds